RSS
Write some words about you and your blog here

Sundanese Inggris

Kalau diperhatikan, ada beberapa kata dari bahasa Sunda yg mirip dengan bahasa Inggris. Seperti:

  • Mengunci pintu
-Sunda: tulakan
-Inggris: to lock on

  • Menggelinding
-Sunda: gorolong
-Inggris: go roll on

  • Tenang
-Sunda: kalem
-Inggris: calm

  • Bola
-Sunda: bal
-Inggris: ball

  • Kelapa muda
kalau yg ini ada kisahnya sendiri.
Jadi ceritanya pas jaman penjajahan dulu, ada orang asing minta tolong ke orang sunda buat ambilin kelapa muda. si orang sunda susah payah manjat buat ngambil. karena ga dapet-dapet, si orang asing pun menyarankan, "Do with gun." (gunakan pistol) tapi orang sunda salah dengar dan berkata, "oh, eta teh namina dawegan, mister?" (oh, itu namanya kelapa muda, tuan?)
sejak saat itu kelapa muda juga disebut dengan dawegan di restoran-restoran sunda.


sekian. :)
mungkin masih ada beberapa kata lainnya, tapi cukup segini aja dulu.

salam,
Pandangan Hidup

Percakapan 1 Kata

Sekali lagi, ini kejadiannya di Carrefour Kircon. Abis misahin diri jalan-jalan keliling ngeliat-liat barang, trus nelpon ade, nanyain lagi ada di mana.

*Tut... tuut... tuuut.... (suara sambungan telpon ceritanya)
Ade: "Halo?"
Ken: "Di?"
Ade: "Kasir."
Ken: "Dah."
*Telpon mati.

waktu yg dipake buat nelpon ga sampe setengah menit loh..

Ulat Cireng

Kemaren2 jalan ke Carrefour Kiara Condong bareng keluarga. Nyari keperluan gitu. Di dalem ada kios yang jualan Tahu Bulat & Cireng Nikmat atau yg semacam itulah. Udah ga terlalu inget lagi.

Yang jelas, papan buat nama kios bentuknya melengkung gitu, jadi dari eskalator turun tulisan 'Tahu B'-nya ga keliatan n malah kebaca:

Ulat & Cireng Nikmat
Keren.

Where's da peace yo?

First post in English.. sorry for any mistakes I made.

People say you can only see what you want to see. Well, here's the thing: I want to see peace on earth, but why can't I see it?

Can anyone answer?

Hmm... this post's kinda short, don't you think?
Ah, well. Still looking for the answer..

Where's da peace yo?

Abstrak Ga Abstrak

Sekali lagi, masih (juga) dalam rangka mengikuti lomba blog yang diadakan oleh "FUN DAYS with SPEEDY".

Sebelum dimulai, perlu diberi tahu postingan ini berupa esai. Jadi, jangan berharap unsur negatif dan positif di sini seimbang.

Masa anak-anak adalah masa penuh imajinasi. Anak-anak membayangkan segala macam hal. Mulai dari yang mungkin sampai yang mustahil. Tapi seiring dengan pertumbuhan, imajinasi berkurang. Anak-anak mulai memusatkan diri pada kenyataan. Hal-hal yang sudah pasti. Ilmu exact, misalnya.

Proses ini dibantu dengan lingkungannya. Orang tua (rata-rata) lebih senang jika si anak berhasil masuk program IPA. Masyarakat menganggap orang yang berprofesi di bidang IPA seperti dokter atau arsitek lebih hebat dibanding seniman. Padahal lampu ga akan bisa ditemukan kalau Faraday ga pernah menemukan listrik. Orang ga akan pernah tahu gravitasi kalau Newton ga pernah heran kenapa apel bisa jatuh ke bawah (eh.. ga nyambung ya?).

Penemuan-penemuan itu semuanya berasal dari imajinasi. Kita membayangkan sesuatu, mencoba membuatnya menjadi kenyataan, lalu jika percobaan tersebut berhasil maka jadilah suatu penemuan baru. Dan jika penemuan itu berharga, maka akan diajarkan di sekolah-sekolahan.

Cerita Drakula sudah ada selama ribuan tahun--novel 'Bram Stoker's Dracula' sudah bertahan seabad lamanya. Film The Lord of the Rings: The Return of the King berada di urutan kedua pada film terbagus sepanjang masa, tepat setelah Titanic. Kisah Harry Potter langsung meledak pada awal-awal bukunya terbit. Dan semua itu hanya imajinasi semata.

Zaman sekarang, zaman teknologi, orang-orang hampir sepenuhnya terpusat pada ilmu pasti. Peralatan canggih sudah menjadi bagian hidup semua orang. Semakin canggih suatu alat (misal: hp) yang dimiliki seseorang, semakin "wah" orang tersebut. Padahal satu artikel menyebutkan (lupa nemu di mana artikelnya) bahwa peralatan canggih membuat lemah otak manusia. Hal-hal yang seharusnya diingat, udah ga perlu diingat lagi, soalnya bisa dicatat di hp atau iPod atau alat canggih apa pun yang bisa dipake mencatat. Walaupun begitu, di sisi lain, peralatan canggih memang membantu kehidupan manusia itu sendiri.

Di luar ilmu pasti, kebanyakan masyarakat dunia lebih menaruh pada hal-hal yang sudah jelas, alias hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Bukan yang abstrak. Menurut pandangan pribadi, sih, justru yang abstrak yang lebih bisa dikembangkan. Soalnya kan masih belum tahu akan mengarah ke mana hal abstrak tersebut. Belum pasti seperti apa bentuk hal tersebut. Namanya juga abstrak. Memang hal yang sudah jelas terlihat lebih mudah untuk dimengerti secara mendalam (atau apa pun istilahnya deh). Tetapi untuk pengembangannya menjadi lebih sulit, karena kita 'mengikuti', jadi ruang untuk kreativitas sendirinya menjadi lebih kecil.

Memang, membuat sesuatu yang baru itu tidak mudah. Tapi jika dasar-dasarnya sudah terbentuk, mengembangkannya akan jauh lebih mudah. Dasar-dasarnya tentu bukan satu hal yang sudah pasti dan jelas. Itu hanya berupa patokan bias ga nyasar. Istilah kerennya GPS. Dasar-dasar itu bisa saja berubah, yang artinya akan merubah arah awalnya. Hanya arah awal saja, karena tujuan tidak harus diubah.

Pusing? Sama!

Intinya, jangan terpaku hanya pada hal-hal yang sudah diberikan. Dunia selalu menyimpan atau menyembunyikan sesuatu. Kalau kita fokus pada hal yang sudah tampak jelas saja, kita ga akan bisa maju. Berimajinasilah dan temukan sesuatu! Jangan selalu mengikuti hal yang umum. Terkadang yang khusus malah lebih hebat dan menjamin.

Nah, kalau program "FUN DAYS with SPEEDY" termasuk hal yang abstrak atau bukan?? Ya... perlu dipikirin lebih lanjut, kayanya. Tergantung masing-masing, deh.

Plagiat atau Hanya Mirip?

Masih dalam rangka lomba blog yang diadakan oleh "FUN DAYS with SPEEDY", postingan yang satu ini ngebahas tentang kemiripan produk kita dengan luar negeri, khususnya mengenai film.

Langsung ke masalah, misalkan ada seorang remaja yang senang dengan adanya film genre baru produksi lokal. Tetapi ketika film tersebut ditonton, ia menyadari bahwa cerita dalam film tersebut serupa dengan film keluaran Hollywood yang pernah ia tonton. Sehingga anak itu pun menjadi kecewa dan film itu sendiri mendapat nilai minus di mata masyarakat.

Kejadian itu sebenarnya sudah sering terjadi. Mau bagaimana lagi? Sejak berdekade yang lalu, film sudah lama diproduksi. Cerita yang sepertinya baru bisa saja sebenarnya telah diproduksi lama sebelumnya. Kemiripan cerita merupakan satu hal yang sulit dihindarkan. Jadi, jika ada satu film yang menyerupai beberapa film lainnya, bisa saja itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Atau bisa saja film tersebut memang terinspirasi dari film dengan ide cerita yang sama. Lagipula, Hollywood memang sudah menjadi kiblat dalam dunia perfilman. Jadi, jika ada film yang menyerupai salah satu film Hollywood, itu sudah bukan hal aneh lagi.

Hanya saja, perlu dilihat terlebih dahulu, seberapa jauh kemiripan tersebut? Jika cerita memang mirip dari awal sampai akhir, itu lain soal. Itu bisa dinamakan plagiat. Itu sudah benar-benar meniru dan film tersebut memang pantas dicela.

Walaupun begitu, meniru itu bukan hal yang sepenuhnya salah. Lihat saja The Magnificent Seven produksi Hollywood yang sebenarnya ditiru dari film keluaran Negeri Matahari, Seven Samurai. Namun, dalam Magnificent Seven budaya yang diperlihatkan sepenuhnya budaya barat Amerika--koboi. Sementara dalam Seven Samurai kebudayaan Jepangnya benar-benar kuat.

Berbeda dengan film yang dulu pernah muncul di tanah air kita ini. Orang-orang produksinya memang mengatakan bahwa cerita mempunyai kemiripan dengan Final Destination (si tokoh utama mengalami visualisasi kematian). Tetapi, kemiripan ternyata tidak sampai di situ saja. Alur cerita yang berjalan hampir sepenuhnya sama dengan film keluaran Hollywood tersebut. Orang yang belum pernah menonton Final Destination memang akan berpikir film produksi lokal tersebut hebat. Terobosan baru bagi perfilman bangsa. Tetapi masyarakat yang sudah menonton baik Final Destination atau pun film itu sendiri akan kecewa. Film lokal tersebut malah akan mendapat citra buruk.

Masih ingat insiden kemiripan soundtrack pada film Ekskul dulu? Itu saja sudah membuat masyarakat heboh. Piala-piala penghargaan yang sudah diterima terpaksa ditarik kembali. Bagi kita, ini merupakan hal yang benar-benar memalukan.

Dunia perfilman kita memang sedang bangkit kembali dari 'mati suri' yang pada tahun 90-an dulu pernah terjadi. Kemiripan cerita dengan film luar sudah dipastikan akan terjadi. Namun kemiripan itu sendiri memiliki batasnya. Mirip sebatas ide cerita saja, itu hal yang normal. Seperti The Mist dengan The Fog. Keduanya memiliki tema yang sama, tetapi jalan ceritanya sendiri berbeda.

Tetapi jika mirip hingga ke alur ceritanya, itu sudah keterlaluan. Hal yang seperti itulah yang seharusnya dihindarkan.

Untuk "FUN DAYS with SPEEDY", mengadakan lomba blog seperti ini memang bagus. Selain kita bisa mengembangkan kemampuan menulis kita, kita juga bisa mendapat pengalaman baru. Jarang-jarang ada lomba blog seperti ini. Salut, deh, buat "FUN DAYS with SPEEDY".

Fun Days With Speedy! (with post about Pemilu 2009 on it)

TingTong!

In order to participate in Fun Days With Speedy, which held by OSIS SMA Negeri 20 Bandung and Telkom Speedy, It's time for me (and my teammates) to .. posting again ! :D
(yeah. saya udah lamaaaaa banget hiatus di dunia blog, sampai blog lama saya bulukan)

Kembali ke topik! (belum juga tau topiknya apaan)
Belakangan ini di Indonesia, ada beberapa topik yang lagi panas-panasnya (hangat tuh kurang pol) dibicarakan. Beberapa di antaranya adalah tentang Manohara, Prita dan RS Omni Internasional dan apalagi kalau bukan Pemilu 2009.

Saya sendiri belum bisa memilih (maklum, masih mudaa) tapi kadang-kadang saya jadi tergelitik (baca: getek) buat ikut milih atau sekedar mengutarakan pendapat tentang masing-masing calon Presiden dan wakilnya. Apalagi, kayaknya di kalangan pemilih remaja, sosok dan visi mereka juga masih belum terlalu melekat.. ya mungkin cuma popularitasnya aja ya yg kelewat melekat :P

Dalam Pemilu sendiri, ada 3 kandidat calon Presiden dan wakilnya.. Just for glance, here they are..


Kandidat No. 1, pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto a.k.a MEGA-PRO

Kandidat No. 2, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono a.k.a SBY Berbudi

Kandidat No. 3, pasangan H.M Jusuf Kalla dan Wiranto a.k.a JK-WIN

Menurut saya pribadi, tiap pasangan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Dan juga hal-hal sensasional (baca: visi dan misi) , yang intinya untuk mendongkrak suara dalam Pemilu nanti. Untuk menjaring pemilih sebanyak mungkin. Tapi, yang jadi pertanyaan adalah: "Apa semua visi-misi tersebut cukup untuk menjadi bahan pemikiran bagi kalangan pemilih remaja untuk memilih nanti ?"

Jawabannya, ada pada masing-masing pemilih remaja tersebut. Entah mereka (ga termasuk saya, karena saya belum bisa milih! hiks) menjadikan visi-misi, kepopuleran, wajah dan penampilan (emmm... masa iya?) atau bahkan asal contreng saja yang penting berpartisipasi. Who knows ?

Yang terpenting, mereka sudah memilih sesuai hati nurani (wah bahasanya..) dan ga menyia-nyiakan kesempatan untuk memilih dalam Pemilu 2009, karena 5 Menit Untuk 5 Tahun :) (ups nyebutin merek! hahaha)


-and my task on Fun Days With Speedy were done! and, arigatou gozaimasu buat Kak Afwan atas pengarahannya tadi :D-