RSS
Write some words about you and your blog here

Plagiat atau Hanya Mirip?

Masih dalam rangka lomba blog yang diadakan oleh "FUN DAYS with SPEEDY", postingan yang satu ini ngebahas tentang kemiripan produk kita dengan luar negeri, khususnya mengenai film.

Langsung ke masalah, misalkan ada seorang remaja yang senang dengan adanya film genre baru produksi lokal. Tetapi ketika film tersebut ditonton, ia menyadari bahwa cerita dalam film tersebut serupa dengan film keluaran Hollywood yang pernah ia tonton. Sehingga anak itu pun menjadi kecewa dan film itu sendiri mendapat nilai minus di mata masyarakat.

Kejadian itu sebenarnya sudah sering terjadi. Mau bagaimana lagi? Sejak berdekade yang lalu, film sudah lama diproduksi. Cerita yang sepertinya baru bisa saja sebenarnya telah diproduksi lama sebelumnya. Kemiripan cerita merupakan satu hal yang sulit dihindarkan. Jadi, jika ada satu film yang menyerupai beberapa film lainnya, bisa saja itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Atau bisa saja film tersebut memang terinspirasi dari film dengan ide cerita yang sama. Lagipula, Hollywood memang sudah menjadi kiblat dalam dunia perfilman. Jadi, jika ada film yang menyerupai salah satu film Hollywood, itu sudah bukan hal aneh lagi.

Hanya saja, perlu dilihat terlebih dahulu, seberapa jauh kemiripan tersebut? Jika cerita memang mirip dari awal sampai akhir, itu lain soal. Itu bisa dinamakan plagiat. Itu sudah benar-benar meniru dan film tersebut memang pantas dicela.

Walaupun begitu, meniru itu bukan hal yang sepenuhnya salah. Lihat saja The Magnificent Seven produksi Hollywood yang sebenarnya ditiru dari film keluaran Negeri Matahari, Seven Samurai. Namun, dalam Magnificent Seven budaya yang diperlihatkan sepenuhnya budaya barat Amerika--koboi. Sementara dalam Seven Samurai kebudayaan Jepangnya benar-benar kuat.

Berbeda dengan film yang dulu pernah muncul di tanah air kita ini. Orang-orang produksinya memang mengatakan bahwa cerita mempunyai kemiripan dengan Final Destination (si tokoh utama mengalami visualisasi kematian). Tetapi, kemiripan ternyata tidak sampai di situ saja. Alur cerita yang berjalan hampir sepenuhnya sama dengan film keluaran Hollywood tersebut. Orang yang belum pernah menonton Final Destination memang akan berpikir film produksi lokal tersebut hebat. Terobosan baru bagi perfilman bangsa. Tetapi masyarakat yang sudah menonton baik Final Destination atau pun film itu sendiri akan kecewa. Film lokal tersebut malah akan mendapat citra buruk.

Masih ingat insiden kemiripan soundtrack pada film Ekskul dulu? Itu saja sudah membuat masyarakat heboh. Piala-piala penghargaan yang sudah diterima terpaksa ditarik kembali. Bagi kita, ini merupakan hal yang benar-benar memalukan.

Dunia perfilman kita memang sedang bangkit kembali dari 'mati suri' yang pada tahun 90-an dulu pernah terjadi. Kemiripan cerita dengan film luar sudah dipastikan akan terjadi. Namun kemiripan itu sendiri memiliki batasnya. Mirip sebatas ide cerita saja, itu hal yang normal. Seperti The Mist dengan The Fog. Keduanya memiliki tema yang sama, tetapi jalan ceritanya sendiri berbeda.

Tetapi jika mirip hingga ke alur ceritanya, itu sudah keterlaluan. Hal yang seperti itulah yang seharusnya dihindarkan.

Untuk "FUN DAYS with SPEEDY", mengadakan lomba blog seperti ini memang bagus. Selain kita bisa mengembangkan kemampuan menulis kita, kita juga bisa mendapat pengalaman baru. Jarang-jarang ada lomba blog seperti ini. Salut, deh, buat "FUN DAYS with SPEEDY".

2 komentar:

Budhi Moehammad mengatakan...

sudahlah jangan memberikan harapan buat film Indonesia. semuanya itu hasil karya mencontek dari film luar. contohnya film yang berjudul "MIRACLE" menantang maut komitmennya.. itu sangtat mirip ceritanya dengan film Final destination.. menceritakan sebuah kematian yang datang bergantian dan berurutan.. pkoknya bagiku film Indonesia yang lain tak bermutu. paling yang bagus satu-satunya cuma "LASKAR PELANGI" itu baru film karya Indonesia asli. dan satu-satunya yang paling tahan lama berada di bioskop. kurang lebih selama 5 bulan coba. bayangin. adakah film yang bertahan selama itu? NO!

The GOGONs mengatakan...

@mochammad: tapi apa salahnya si berharap bakal ada sineas indonesia yg punya ide bener2 original. kaya film yg km sebutin di atas. makasi pisan komennya yah.:)

Budhi Moehammad mengatakan...

sudahlah jangan memberikan harapan buat film Indonesia. semuanya itu hasil karya mencontek dari film luar. contohnya film yang berjudul "MIRACLE" menantang maut komitmennya.. itu sangtat mirip ceritanya dengan film Final destination.. menceritakan sebuah kematian yang datang bergantian dan berurutan.. pkoknya bagiku film Indonesia yang lain tak bermutu. paling yang bagus satu-satunya cuma "LASKAR PELANGI" itu baru film karya Indonesia asli. dan satu-satunya yang paling tahan lama berada di bioskop. kurang lebih selama 5 bulan coba. bayangin. adakah film yang bertahan selama itu? NO!

The GOGONs mengatakan...

@mochammad: tapi apa salahnya si berharap bakal ada sineas indonesia yg punya ide bener2 original. kaya film yg km sebutin di atas. makasi pisan komennya yah.:)

Posting Komentar